Saturday, April 21, 2007

Air beriak tertiup angin

asajad

Di danau yang teduh, sebuah siang terik menantang. Udara menyengat angin semilir menjatuhkan dedaun pohon trembesi. Bulat kecil yang dihiasi bulu-bulu halus. Warna kuning tersaput hijau segar, tanda mulai layu. Daun yang tak lelah memberi berkarung-karung kompos pada tanah-tanah basah di darat maupun di air.

Beberapa buah hitam memanjang yang kering terjatuh dalam riak air kecil. Biji trembesi yang kecoklatan terbungkus di dalamnya.

Beberapa biji trembesi terlihat nangkring di atas daun bambu. Mengayuh dayung ke pinggir danau. Sesampai di tepi, tubuhnya menancap. Mengelilingi tanah hitam yang dihiasi akar alang-alang runcing. Beberapa biji tenggelam di dasar danau, bermandikan lumpur daur. Dan masih ada yang menari di dahan-dahan yang terjulur, hampir menggapai wajah air terlulur.

Di sebelah, rimbun pohon bambu tak lelah menutupi air dengan ribuan dawai panjang. Melalui selipan ranting-ranting tajam, daun itu rebah, sesekali nungging, menbiaskan sinar matahari yang mengelus pontang-panting. Tegak terbungkuk, sebatang kikuk, doyong ke kanan, doyong ke kiri. Mata angin tak lelah diikuti.

Riak air terkadang hadir, pun, suatu waktu tak. Ketika beriak, danau jadi seperti dangkal. Ketika tenang, danau seolah menjadi palung. Ah. Kata siapa?

Riak itu tercipta oleh angin. Atau udara panas yang menggumulinya. Persetubuhan angin dan udara, mencipta riak di permukaan. Dalam atau tidak hanya ilusi semata.

Jangan salahkan danau jika dalam diamnya, beribu daun tenggelam. Angin yang nakal, mencipta riak tanpa sadar. Serpihan-serpihan yang berjatuhan di udara, memberi kenang pada kecipak ikan mujaer yang megap-megap.

Semondol, bibir mujair menyibak riak. Berenang dalam tenang. Tak dalam dia sudah menggapai. Palung dalam danau yang beriak. Tak terasa, sudah terkumpul. Ribuan sembur yang menggumpal keruh berdebur.

Tanah semek dalam lembab. Semburit antara air dan batu. Ikan sememeh penuh dengan kerikil. Ubah kayu menjadi batu. Lekang jadi arang. Uduh odoh jadi tebu. Manis berburit manjur. Panas dalam gelas.

Ombak datanglah pada riak. Agar palung tercipta dalam danau.